Hari
demi hari terus berlalu, Neilla selalu menemani Holly di rumah sakit dalam suka
maupun duka. Kadang Holly masih suka menangis memikirkan operasinya, namun
Neilla selalu gigih dalam menyemangati Holly. Hingga sekarang Holly siap untuk
menjalani operasinya.
“Holly,
operasinya 10 menit lagi di mulai ya?” ujar suster.
“Yap”
Holly menyiapkan diri, dia bersandar di bantal “Neilla mana ya? Kok belum
datang juga?” pikir Holly “Ah mungkin dia datang saat aku sudah selesai
operasi”
“HOLLY!”
Neilla datang menggebrak pintu. Badan dan mukanya kotor, dia membawa diary
bersama yang kemarin di pegang dia.
“Ssst...
Neilla jangan berisik. Kenapa kamu baru datang? Dan badan kamu kotor sekali”
lirih Holly.
“Tadi
aku jatuh depan stasiun, mana aku bangun telat lagi. Jadi telat deh, maaf ya?”
Neilla dan Holly tertawa. Holly senang karena pada detik-detik dia mau di
operasi ada yang membuatnya tertawa.
“Oh
ya, ini diary-nya ya” Neilla meletakkan diary di meja “Dan ini! Ini jimat
buatanku ‘semoga operasimu sukses’” Neilla menyerahkan Jimat.
“Amin”
Holly hendak mengambil jimat itu tapi...
“Eits!
Orang yang mau operasi nggak boleh kotor! Nih pegang jimatnya! Jangan pegang
tanganku!” cegah Neilla. Holly pun tertawa seraya mengambil jimat itu.
“Oh
ya Neill, kalau operasi ini gagal. Kamu jangan menangis karena aku ya? Nanti
aku marah lho!” canda Holly.
“Sip!”
Neilla pun meninggalkan ruangan. Kini saatnya Holly di operasi.
Ah, apa aku di surga? Maaf Neilla, aku
meninggal duluan...
“Holly,
holly! Bangun! Sadar nak!” ibu mengguncang-guncangkan tubuh Holly.
“Holly!
Operasi-nya berhasil!” Kakak, ibu, dan ayah Holly memeluk Holly.
“Oh
ya, mana Neilla?” tanya Holly. Lalu satu ruangan menjadi hening, Holly bingung
“Mana Neilla? Ibu, ayah, kakak, dokter, suster, Neilla belum datang ya?” Holly
dengan polos bertanya, lalu satu ruangan menangis.
“Tadi
temanmu Neilla” dokter menjelaskan dengan lirih “Tertabrak mobil di depan
stasiun, saat dia ingin kemari memberikanmu semangat buat menjalani operasi.
Dia meninggal di tempat”
“APA!?”
Holly kaget setengah mati “Tapi dia menyerahkan jimat dan diary ini sebelum aku
operasi!”
“Tak
mungkin Holly, dia sudah meninggal” jelas Kakak Holly iba. Holly menangis
dahsyat.
“Kenapa badanmu kotor sekali?”, “Tadi
aku jatuh di depan stasiun”, “Eits, orang yang mau operasi nggak boleh kotor,
jangan pegang tanganku!”
Holly
masih menangis, semua orang meninggalkan Holly sebentar agar dia bisa berkabung.
Holly membuka diary persahabatan dia dan Neilla yang kotor itu. Di foto Neilla
yang sedang mengancungkan peace, dan di bawah tulisan ‘Ini sahabatku, Neilla’
ada sebuah tulisan lagi, jelas sekali itu tulisan Neilla.
“Dear My Holly, Holly, semoga operasimu
lancar ya! Sebenarnya dari tadi aku merasa ada sesuatu saat aku mau
mendatangimu untuk melaksanakan operasi. Aku seperti enggan datang ke rumah
sakit. Ah mungkin ini hanya perasaan malasku, mungkin kau akan membenciku
seumur hidup kalau aku tak datang melihatmu tapi. Apakah kamu sudah menerima
jimatnya? Kalau aku meninggal kamu jangan menangis lho! Nanti aku akan marah!
<--- berarti="" bird.="" hahaha="" i="" itu="" kalau="" kamu="" kata-katamu="" lho="" love="" memakan="" menangis="" neilla="" sendiri="" with="">--->
Holly menghapus air matanya dan tersenyum, dia melihat foto-foto dia dan Neilla yang di ambil dari kamera polaroidnya. Dan foto terakhir Neilla, Neilla, semoga kamu bahagia di sana, Amin, batin Holly.
Holly menghapus air matanya dan tersenyum, dia melihat foto-foto dia dan Neilla yang di ambil dari kamera polaroidnya. Dan foto terakhir Neilla, Neilla, semoga kamu bahagia di sana, Amin, batin Holly.
Esok
harinya Holly ziarah ke makam yang di batu nisannya bertuliskan “Neilla
Steward”, ya itu makam Neilla. Holly pun pulang bersama keluarganya.
“Nah,
Holly, kamu mau ngapain nih setelah sembuh gini?” tanya kakaknya iseng. Holly
tersenyum bergairah
“AKU
MAU JADI AHLI KEMBANG API!”
----END----